SELASA, 24 MARET 2020
Penghematan Air Kelas 5 Tema 8
PENGHEMATAN AIR KELAS 5 TEMA 8
SUBTEMA 3 PEMBELAJARAN 5
|
(buku.kemdikbud.go.id) |
Ayo Mencoba
Mengetahui Tingkat pemborosan Air
- Sediakan satu buah gelas (ukuran ± 300 ml)
- Bukalah keran air sekecil mungkin sehingga air hanya menetes
perlahan-lahan! Apabila tidak ada keran air di sekolahmu, dapat diganti
dengan penampung air, misalnya ember atau kaleng bekas. Buatlah lubang
kecil pada penampung air itu, kemudian isilah dengan air hingga penuh!
Usahakan lubang itu cukup kecil sehingga air hanya keluar dengan menetes
- Tampunglah tetesan air tersebut hingga gelas penuh. Gunakan air yang kamu tampung untuk mencuci piring atau menyiram tanaman
- Catatlah waktu yang diperlukan oleh tetesan air untuk memenuhi gelas tersebut
- Seandainya keran atau tandon air di rumahmu bocor sehingga air
menetes seperti pada percobaan ini, berapa liter air yang terbuang
sia-sia selama satu hari (24 jam)?
- Tulislah laporan dan kesimpulan kegiatan ini, kemudian kumpulkan kepada Bapak/Ibu Guru
....... (jawaban relatif berbeda untuk setiap siswa, tergantung dengan praktik yang dilakukan)
|
(buku.kemdikbud.go.id) |
Ayo Membaca
Penghematan Air
Amatilah penggunaan air di rumahmu! Air digunakan untuk mandi, mencuci
pakaian, memasak , dan mencuci piring. Berapa banyak air yang digunakan
di rumahmu setiap hari?
Walaupun hingga saat ini air selalu tersedia di alam, tetapi kita harus
menggunakan air secara bijaksana. Menghemat penggunaan air sangat
bermanfaat, terutama jika air diperoleh melalui pompa air listrik atau
PDAM. Semakin sering kita menghidupkan pompa tersebut, semakin besar
tagihan listrik yang harus kita bayar. Demikian juga jika kita
menggunakan air dari PDAM. Semakin banyak air yang kita pakai, tagihan
air per bulannya juga semakin besar. Mungkin kamu belum dapat
membayangkan tentang pemborosan penggunaan air
Ayo Berdiskusi
1. Diskusikan bersama orang tua mu mengenai tindakan-tindakan penghematan air yang dapat kalian lakukan
2. Selanjutnya, buatlah buklet berisi cerita ajakan untuk melakukan tindakan-tindakan penghematan air
3. Lengkapi cerita dengan gambar yang mendukung. Perhatikan langkah-langkah pembuatan gambar cerita
Buklet tindakan penghematan air
|
Uniknya Keragaman Budaya Indonesia dalam Festival Kuwung 2016
Tradisi Saulak, Suku Mandar
Uniknya Keragaman Budaya Indonesia
dalam Festival Kuwung 2016
Festival
Kuwung merupakan acara seni dan budaya sekaligus pesta rakyat yang
paling ditunggu-tunggu kehadirannya setiap tahun. Festival yang digelar
dalam rangka hari jadi Banyuwangi (Harjaba) ke 245 ini menyuguhkan
beragam tradisi daerah yang dikemas dalam sebuah pertunjukan yang megah.
Rakyat
Banyuwangi berpesta, penampilan seluruh peserta mampu mengundang decak
kagum. Berbagai seni daerah tampil dengan sangat menarik dan menghibur.
Tidak hanya para penari dan aksi teatrikal yang tampil dengan memikat,
pawai mobil dengan aneka lampu yang menampilkan miniatur budaya daerah
juga mampu mencuri perhatian. Ratusan pendukung acara pun tampil dalam
balutan kostum yang atraktif. Ditambah iringan musik tradisional
sepanjang acara membuat suasana malam Banyuwangi begitu meriah.
Menurut
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata M.Y.
Bramuda, Festival Kuwung 2016 mengangkat tema Kembang Setaman Bumi
Blambangan. Tema ini sebagai perlambang keharmonisan hidup masyarakat
Banyuwangi yang terdiri dari berbagai etnis dan latar belakang budaya.
“Di
Banyuwangi sendiri beragam etnis seperti suku Jawa, suku Using, suku
Bali, Etnis Madura, Etnis Tionghoa, Etnis Arab menjadi penduduk daerah
yang telah berpuluh tahun hidup berdampingan dalam kerukunan,” katanya.
Festival
Kuwung pun membingkai keragaman budaya beragam etnis dan suku tersebut
dalam rangkaian fragmen yang menarik. Pembukaan Kuwung menyuguhkan
Tradisi Saulak, Suku Mandar. Tradisi Saulak merupakan tradisi pernikahan
khas warga Mandar yang merupakan warga pesisir pantai. Berikutnya pawai
menampilkan etnis Jawa Mataraman membawakan fragmen berjudul Cungkup
Tapanrejo yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam memulai kehidupan
baru.
Selain itu, juga ada penampilan suku Using yang
menampilkan Sarine Kembang Bakung. Cerita ini mengisahkan kegigihan dan
semangat masyarakat desa dalam melestarikan budaya adat Using. Sementara
itu pawai Etnis Madura tampil dengan pakaian khas daerahnya. Para
penampil membawakan Tari Topeng dan fragmen yang mengisahkan mata
pencaharian mereka sebagai petani kakao. Etnis Bali menampilkan tradisi
Melasti Bali Banyuwangen. Juga tidak ketinggalan atraksi Ogoh- Ogoh yang
menjadi ciri khas perayaan Nyepi umat Hindu.
Etnis Tionghoa juga
memeriahkan acara dengan menampilkan fragmen bertema Liong Harmoni
Tionghoa. Mereka menampilkan berbagai tarian dengan kostum khasnya.
Suasana semakin meriah dengan penampilan Barongsai. Sebelumnya Festival
Kuwung juga dimeriahkan oleh penampilan defile perwakilan dari beberapa
daerah, seperti kota Bogor, Kediri, Sleman, Probolinggo hingga Sumbawa
Barat yang menampilkan tari Kipas. (Sumber: banyuwangi.merdeka.com)
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan berdiskusi bersama kelompokmu.
- Peristiwa apa yang terjadi pada teks “Uniknya Keragaman Indonesia dalam Festival Kuwung 2016”? Acara seni dan budaya sekaligus pesta rakyat dalam rangka hari jadi Banyuwangi.
- Keberagaman apa yang ditampilkan pada teks tersebut? Keberagaman suku bangsa, tarian, pakaian khas, tradisi, dan kesenian daerah.
- Sikap apa yang dapat kalian tiru dari teks? Berbagai etnis suku bangsa yang ada di Banyuwangi dapat hidup berdampingan dalam kerukunan.
Bacalah
hasil diskusi di depan kelompok lain dan Bapak/Ibu Guru tentang Uniknya
Keragaman Budaya Indonesia dalam Festival Kuwung 2016
Identifikasikan keragaman seni dan budaya yang terdapat pada bacaan “Uniknya Keragaman Indonesia dalam Festival Kuwung 2016”. Tulislah hasil identifikasimu dalam tabel berikut.
Keragaman Seni dan Budaya pada bacaan “Uniknya Keragaman Budaya Indonesia dalam Festival Kuwung 2016”
|
No comments:
Post a Comment